Sabtu, 20 Desember 2008

definisi open source

Definisi Open Source
Free software dan open source terdapat kesamaan dan memang munculnya software open source sebagai sebuah jawaban atas "kebingungan" kata FREE dari bahasa Inggris. Sebenarnya, Open Source merupakan nama pemasaran (marketing name) untuk free software yang diperkenalkan pada Februari 1998. Open Source mengacu pada fakta bahwa "source code (kode sumber)" dari Free Software adalah terbuka bagi dunia untuk mengambil dan memanfaatkannya sehingga dapat dimodifikasi untuk digunakan kembali (modify and to reuse). Tujuan Free Software adalah untuk memberikan kepada publik secara gratis, dan memang perkembangan free software sangat pesat karena para "developer" Sangat giat memperbarui sistem yang ada. Open Source dan Free Software merupakan nama yang sama sejak diperkenalkan sekitar bulan Februari 1998.
Open source tidak hanya berarti bebasnya akses terhadap kode sumber. Syarat-syarat distribusi open source software harus memenuhi kriteria-kriteria berikut: 
# Distribusi Ulang Gratis
Lisensi distribusi tidak melarang pihak manapun untuk menjual atau memberikan software sebagai bagian dari distribusi software terpadu yang memuat program-program dari beberapa sumber yang berbeda. Lisensi seharusnya tidak mensyaratkan royalti atau biaya lain untuk hal tersebut. 
# Kode Sumber
Program harus menyertakan kode sumber, dan harus mengizinkan distribusi kode sumber sebagaimana distribusi bentuk terkompilasinya. Jika sebuah produk tidak didistribusikan dengan kode sumbernya, harus ada sarana yang terpublikasi baik untuk mendapatkan kode sumber dengan mudah. Kode sumber harus dalam bentuk yang memudahkan programmer untuk memodifikasi program tersebut. Bentuk intermediet, seperti output preprosesor atau translator tidak diperbolehkan. 
# Kerja Turunan
Lisensi harus mengizinkan modifikasi dan penerusan hasil kerja oleh orang lain, serta harus mengizinkannya untuk didistribusikan di bawah lisensi yang sama dengan software aslinya. 
# Integritas Penulis Kode Sumber
Lisensi dapat melarang kode sumber untuk didistribusikan ulang dalam bentuk termodifikasi hanya jika lisensi mengizinkan distribusi file-file tambahan beserta kode sumber untuk tujuan memodifikasi progran pada masa pembangunan. Lisensi harus secara eksplisit mengizinkan distribusi software yang dibangun dari modifikasi kode sumber. Lisensi mungkin mensyaratkan hasil kerja turunan untuk menggunakan nama atau versi yang berbeda dari software aslinya. 

# Tak Ada Diskriminasi terhadap Pribadi atau Golongan
Lisensi tidak boleh mendiskriminasi pribadi atau golongan manapun. 
# Tak Ada Diskriminasi terhadap Bidang atau Usaha Tertentu
Lisensi tidak boleh melarang siapapun untuk memanfaatkan program dalam bidang atau usaha tertentu. Misalnya, tidak boleh melarang program untuk digunakan di bidang bisnis, atau digunakan dalam riset genetika. 
# Distribusi Lisensi
Hak-hak yang dimiliki oleh program harus dapat diaplikasikan oleh semua orang yang menerima distribusi program tersebut, tanpa perlu penambahan lisensi oleh pihak-pihak yang bersangkutan. 
# Lisensi Tidak Spesifik untuk Satu Produk
Hak-hak yang dimiliki program bukan karena program tersebut menjadi bagian distribusi software tertentu. Jika program tersebut dipisahkan dari distribusi tersebut dan digunakan atau didistribusikan di bawah lisensi program, semua pihak yang menerima distribusi tersebut mempunyai hak yang sama sebagaimana hak yang dipunyai oleh distribusi software asal. 
# Lisensi Tidak Membatasi Software Lain
Lisensi tidak boleh melakukan pembatasan terhadap software lain yang didistribusikan bersama dengan software yang diberi lisensi. Misanya, lisensi tidak boleh memaksa agar semua program lain yang didistribusikan melalui medium yang sama harus merupakan open source software. 
# Lisensi Harus Netral terhadap Teknologi
Tidak ada syarat lisensi yang merupakan predikat dari suatu teknologi atau gaya antarmuka tertentu.

pengalaman kuliahku

Pengalamanku selama kuliah ini campur aduk, banyak hal yang terjadi selama kuliah. Pertama kali mengikuti kuliah, aku ngerasa kuliah itu seperti les atau bimbingan belajar yang datang, duduk, mendengarkan+mencatat(klo ga lagi males aja)...heheheheh.... Tapi ternyata ngga seperti itu,di kuliah butuhin tanggung jawab yang lebih besar dari pada sekolah. Di sini, jauh dari rumah ngebuat aku ngerasa bebas banget dan itulah jeleknya aku klo udah bebas kayak gini pengennya maen mulu.
Kuliah? kuliah itu tumpukan tugas yang banyak.hehehehe.. banyak banget tugas yang di dapat dan yang numpuk juga banyak..
Semester ini aku hanya ada enam mata kuliah, yang pertama Matdis ato Matematika Disco, eh salah Matematika Diskrit kamsudku.hehehe... yang bingungnya minta ampun, tapi sebenarnya ga begitu sulit juga tapi garagara males itu jadi ga bisa malah ga mudeng/paham ..hehehehe..
TPB ato Tahun Pemusnahan Banci...heheheh...Tahun Pertama Bersama yang mata kuliahnya Kalkulus bulus ma Fisika Dasar rusak, yang buat aku klo kalkulus sich masih enaklah,lumayan tapi fisdas itu mata kuliah apaan tu, perasaan ga nyambung banget ma Sistem Informasi msa ntar komputer mau di luncurin trus di tabrakin ke komputer lain terus di itung koefisien gaya gesek ma tumbukannya,gatel pol...heheheheheh..
PTI! Itu aku seneng tapi kadang juga ngebingungin gara-gara kebanyakn materi, tapi scra keseluruhan enak dan nambah ilmu banget buat aku...
Trus praktikum,tu yang aku suka soalnye nambah pengetahuan ma skill juga jadi lebih tahu dan belajar hal baru ya walau kadang males juga klo lagi ketepatan dapet hari waktu pulang ke rumah jadi ga bisa pulang ma kadang males juga ngerjain tugasnya.hehehehe..
Tapi aku tetep suka praktikumnya dan juga ma para asistennya yang sabar banget ngehadapin aku, terlebih mbak amel yang slalu mau nerima tugas-tugasku yang terlambat terus,makasih ya mbak...hehehehehe...
Pengalamanku kuliah selama ini sangat berwarna dan bisa tuch di ceritain ke anak cucuku ntar...hehehhe..Teman baru,dunia baru,cewek baru...hohohhoho... semua aku dapet slama kuliah ini..
Dan ternyata kuliah itu enak ya......!!!

perbedaan si dengan jurusan komputer lainnya

Semua jurusan (program studi) sebenarnya memiliki mata kuliah yang boleh dikatakan sama pembobotannya berbeda. Bobot inilah yang nantinya menentukan jalur karier dan bidang kerja lulusan. Kompetensi lulusan setiap jurusan biasanya di desain seperti di bawah:
1. Computer Engineering (CE) (Jurusan Sistem Komputer atau Teknik Komputer) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu mendesain dan mengimplementasikan sistem yang terintegrasi baik software maupun hardware 
2. Computer Science (CS) (Jurusan Teknik Informatika atau Ilmu Komputer) diharapkan menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang cukup luas dimulai dari penguasaan teori (konsep) dan pengembangan software.
3. Information System (IS) (Jurusan Sistem Informasi atau Manajemen Informatika) diharapkan menghasilkan lulusan yag mampu menganalisa kebutuhan (requirement) dan proses bisnis (business process), serta mendesain sistem berdasarkan tujuan dari organisasi
4. Information Technology (IT) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu bekerja secara efektif dalam merencanakan, mengimplementasikan, mengkonfigurasi dan memaintain infrastruktur teknologi informasi dalam organisasi.
5. Software Engineering (SE) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu mengelola aktifitas pengembangan software berskala besar dalam tiap tahapannya (software development life cycle).
Computing Curricula membuat suatu komparasi umum dan pembobotan mata kuliah tiap jurusan dengan visualisasi grafis seperti di bawah. Sumbu horizontal menggambarkan arah pengembangan (apakah lebih teoritis atau lebih praktis), sedangkan sumbu vertikal menggambarkan topik dan desain mata kuliah yang diajarkan. Pembobotan ditandai dengan warna abu-abu tua pada visualisasi gambar.
 
 
 
 
 

perbedaan web 1.0, 2.0 dan 3.0

Perbandingan Teknologi Web 1.0, 2.0, dan 3.0
Sebelumnya, kita jelajahi dulu apa itu Web.Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URL).
Secara umum, Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif.Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read.
Lalu, tak lama kemudian muncullah Web 2.0 yang merupakan revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, juga merupakan suatu percobaan untuk memahami aturan untuk mencapai keberhasilan platform baru.Sifat Web 2.0 adalah Read-Write.
Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu.
Sedangkan letak perbedaan Web 1.0 dan Web 2.0 yaitu :
1. Perilaku pengguna Membaca Menulis
2. Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas
3. Hubungan dengan server Client-server Peer to peer
4. Bahasa pemrograman penampil konten HTML XML
5. Pola hubungan penerbit-pengguna Searah Dua arah/ Interaktif
6. Pengelolaan konten Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag
7. Penayangan berbagai kanal informasi Portal RSS/Sindikasi
8. Hubungan antar pengakses Tidak ada Berjejaring
9. Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna
Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya.Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop. 
Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa bedanya dengan Web 2.0 yang sekarang sedang marak? Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah ada yang mengembangkannya.
Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah intelektualitas buatan (Artificial Intelegence).Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service.
Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community. 
Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

google chrome

Desain UI, Skin
Untuk skin, Chrome mengambil tema biru. Anehnya ada 2, yang pertama adalah skin bukan hal yang biasa di web browser, sebut saja Firefox, Opera, IE, dll.. rata-rata tampilannya inherit dengan OSnya (Terkecuali Opera yang bisa di set skin). Yang kedua, skin ini bener-bener nggak chrome, nggak seperti namanya (Chrome) . Rasanya agak “lain” aja pakai browser yang punya skin, terlebih lagi nggak bisa di set ke tampilan normal (inherit ke Windows). Tapi karena skinnya juga lumayan “clean”, jadi saya nggak terlalu risih makainya.
Kemudian disini juga menu bar nggak ditampilkan, dan bookmarks bar nggak ditampilkan secara default. Untuk mengakses menu, ada 2 tombol disebelah kanan address bar yang bisa digunakan untuk mengakses page properties, options, help, dsb. Tab untuk tiap page diletakan di atas addressbar. Status bar juga hanya muncul saat halaman sedang di load, setelah complete, statusbar akan hilang sendiri. Status bar juga muncul saat kita meletakan mouse diatas sebuah link. Hilang dan munculnya statusbar diiringi dengan animasi fade in/out.
Ringan
Pertama kali dibuka, chrome nyaris nggak kerasa bebannya di resource CPU. . Kalau saya bilang, browser ini yang paling ringan yang pernah saya pakai. Sudah coba buka tab sampai 20an, masih oke.
Space Lega
Ini yang paling kerasa. Menu bar dan bookmark bar lenyap (juga statusbar yang auto hide), jadi bisa dibayangin ada ruang ekstra untuk melihat page yang sedang kita buka. Jadi lebih kerasa nyamannya browsing dengan Chrome.
Intuitif
Pertama kali dibuka, Chrome akan mengkonfirmasi apakah kita mau ngimport data-data di browser lain seperti Firefox, IE, dll. Address bar dibuat mirip dengan Firefox 3, punya caption dan url search, jadi cukup mengetikan URL atau title dari sebuah page, kita akan diberi list URL yang relevan, hanya saja awal-awal proses penampilannya terasa lebih lambat dibanding Firefox 3, tapi setelah dibiarkan beberapa menit, sudah sama cepatnya dengan Firefox 3. Di Chrome, address bar juga berfungsi sebagai search box, dalam artian jika kita mengetik sebuah keyword (bukan URL), maka akan langsung berpindah ke halaman search (defaultnya adalah Google Search). Juga, setiap page yang kita buka akan masuk ke halaman Most Viewed (halaman yang muncul saat membuka tab baru). Cukup intuitif.
Kemudian hebatnya lagi, saya bisa mendetach salah satu tab ke window baru hanya dengan menggeser tab tersebut menggunakan mouse, saya juga bisa mengattach tab dari satu window ke window lain dengan menggeser tab yang saya inginkan ke window lain menggunakan mouse.
Zoom
Proses zoom in/out bisa dibilang lebih cepat dari Firefox. Tapi Chrome saat ini hanya bisa melakukan zoom pada teks saja, image dan objek lainnya akan tetap pada dimensi aslinya. Well, mengingat ini produk BETA jadi masih bisa dimaklumi.
Bookmarks
Secara default, Bookmarks Bar tidak ditampilkan, kita bisa mengesetnya di tombol Costumize yang ada di sebelah kanan address bar. Proses bookmarks pun cukup mudah, meskipun awalnya saya ketipu karena menggeser tab ke bookmarks bar malah membuat tab tersebut ter-detach ke window lain. Untuk membookmark sebuah page, cukup tekan tombol bookmark (simbol bintang) di sebelah kiri address bar. Untuk halaman-halaman yang sudah di bookmark, simbol bintang tersebut akan berubah warna menjadi kuning dan saat diklik kita bisa mengedit bookmark tersebut.
Most Visited Pages
Saat membuat tab baru, kita disediakan halaman-halaman yang sering kita kunjungi, sehingga nggak perlu lagi mengetik address di URL. Sebenarnya konsep ini sudah lebih dulu dibawa oleh Opera, hanya saja di Opera kita harus membuat entry-entry-nya secara manual (atau bisa diset otomatis? mungkin). Disitu juga ada fasilitas untuk pencarian pada history dan menampilkan bookmarks yang terbaru (sehingga nggak perlu lagi menampilkan bookmarks bar).
Incognito Window
Incognito adalah salah satu fitur yang menyediakan safe search. Dengan incognito, kita bisa browsing lebih aman, dalam artian semua history, cookie, cache dan lain sebagainya akan segera dibersihkan setelah window incognito ditutup. Untuk browsing menggunakan fitur incognito ini, klik tombol Control yang ada disebelah address bar lalu pilih New Incognito Window atau tekan Ctrl+Shift+N.
Inspect Element
Ini barang baru nih, coba klik kanan disalah satu page dan pilih Inspect Element, maka kita akan bisa “ngebrowse” script html dan resource-resource page yang sedang kita buka. Tampilannya dibuat seperti Treeview. Disini kita bisa melihat semua elemen HTML, Javascript dan CSS dengan sangat terstruktur, tiap line (seperti CSS) bisa diklik dan akan langsung berpindah ke script aslinya. Setiap induk elemen juga bisa kita klik dan elemen yang bersangkutan di page kita akan berubah warna menjadi kuning semi transparan. Disini juga ada fitur-fitur tambahan seperti console, dock to window, dll. Overall ini fitur yang sangat berguna terutama untuk web developer/desainer. 
Source Viewer
Seperti source viewer di browser lainnya, Chrome juga punya source viewer yang rapi, setiap file yang berhubungan (css, js, image, dll) juga akan dirubah menjadi link agar kita tidak perlu repot menselect file pathnya.
Pencarian Teks (Updated)
Pencarian teks di Chrome cukup nyaman, saat kita mengetikan keyword, maka Chrome langsung mencari semua teks yang relevan, dan menandainya dengan warna kuning transparan. Di beberapa bagian scrollbar Chrome juga akan ditandai dengan warna kuning yang berarti teks yang relevan ada di posisi scrollbar tersebut. Find prev/next keyword juga mudah karena ada tombol up/down disebelah kolom keyword. Kita tetap bisa menggunakan shortcut F3 untuk find prev/next.
Download (Update)
Mendownload file di Chrome terasa sekali nyaman dan mudahnya. Pertama karena dia tidak membuka window/tab baru seperti di Firefox/Opera. Chrome hanya menampilkan informasi file yang sedang di download pada status bar. Kita juga bisa melihat informasi yang lebih detail dengan mengklik tombol Show All Downloads yang ada disebelah kanan statusbar (saat download berjalan).Seperti Firefox, Chrome juga merename file-file yang punya nama sama. Kita bisa mengatur path destinasi download di bagian Options. Sayangnya Chrome tidak menampilkan informasi download speed, jadi saya blum bisa pastikan secepat apa download menggunakan Chrome. Tapi sejauh ini terasa cepat dan tidak ada masalah.
Update pada Download
Saat kita mendownload file, tab yang sedang aktif akan menampilkan icon download, yang berarti file yang kita download berasal dari tab tersebut. Kemudian saya coba menutup tab tersebut, dan ternyata download statusnya (di status bar) hilang. Saya pikir file yang saya download juga ikut hilang, kemudian saya tekan Ctrl+J atau pilih Customize->Downloads. Ternyata file yang saya download masih ada. Hanya saja saya tidak bisa menampilkannya kembali ke status bar. Well, keadaan seperti ini saya rasa akan membingungkan pemula, karena mereka akan berfikir bahwa file yang mereka download ikut hilang saat tabnya ditutup. Semoga ini akan difix oleh Google.
Bug?
Sampai saat ini saya baru ketemu satu bug. Saat nulis postingan ini, saya sempat nyoba ngosongin kolom Post nya (yang berbentuk textarea), kemudian saya tekan backspace. Harusnya tidak ada efek karena fokus kursor saya sedang berada di textarea, tapi yang terjadi malah Chrome kembali ke halaman sebelumnya. Saat saya coba menggunakan textarea yang lain seperti textarea pada halaman Compose yahoo mail, hal ini tidak terjadi. Well, kita maklumin saja karena Chrome sendiri masih Beta.
Overall, Chrome adalah browser yang ringan, cepat, intuitif. Relatif mudah untuk dipelajari/digunakan. 2 menit awal saat saya mencoba browser ini saja, saya sudah bisa beradaptasi dengan cepat. Hanya saja saya sempat nggak sreg karena tiap kali ngebuka tab baru (dengan klik tengah mouse), selalu muncul di sebelah tab yang sedang saya buka, mungkin karena saya terbiasa dengan Firefox kali ya. Well, saya blum coba fitur-fitur lain seperti download, dsb.., kita lihat saja review selanjutnya nanti.
Update:
- Ternyata di Chrome belum bisa scroll pakai klik tengah trus drag seperti di Firefox. Well, agak nggak nyaman juga nih.
- Scroll size di Chrome kerasa lumayan gede, puter scroll mouse sedikit turunnya banyak.

Update
Halaman depan Google search telah menampilkan link ke Google Chrome. Well, jadi semakin mudah ngedownload Google Chrome.
Update : Task Manager & Resource Viewer
Google Chrome ternyata memilik task manager dan resource viewer sendiri. Mungkin ini salah satu antisipasi dari fitur multiprocessing tab-nya yang lumayan memakan resource CPU. Untuk melihat task manager, klik kanan pada area title bar yang kosong lalu klik task manager, akan muncul daftar tab yang kita buka beserta informasi CPU, RAM dan Network yang dihabiskannya. 
Untuk melihat informasi yang lebih detail, pada task manager klik link Stats for Nerds. Atau bisa juga mengetikan about:memory di address bar. Disitu kita bisa melihat banyak sekali informasi virtual/physical memory, termasuk jenisnya (shared/mapped/private). Jika pada saat yang sama kita juga sedang menjalankan browser lain (IE, Firefox, Opera), maka stat untuk browser tersebut juga akan tampil. Mungkin ini dimaksudkan untuk perbandingan efisiensi penggunaan resource PC (CPU/RAM). Liat contoh screenshot resource viewer :
Update : Domain error reporting
Saat kita membuka sebuah domain/subdomain yang tidak aktif / sudah mati, kita akan diberi laporan yang lebih interaktif jika dibanding dengan browser-browser lainnya. Di Chrome, saat membuka domain/subdomain yang tidak aktif, maka akan muncul beberapa pilihan seperti:
1. Melakukan pencarian (default Google Search) terhadap domain yang kita tuju
2. Mengunjungi domain yang kita tuju (jika yang kita ketik adalah sub-domain)
3. Melihat cache halaman yang kita tuju. Ini terjadi jika subdomain/domain tersebut dulunya pernah aktif, kemudian hilang, dan Google Search masih menyimpan cache-nya.
Update : Page navigation
Awalnya saya kira Chrome tidak bisa kembali atau maju ke halaman spesifik yang pernah saya kunjungi dengan menekan tombol back/forward sekali saja. Ternyata bisa. Cukup mengklik kanan tombol back/forward dan akan tampil halaman-halaman yang pernah kita kunjungi. Kalau di browser lain, kedua tombol tersebut punya simbol panah memberitahukan bahwa kita bisa jump ke halaman spesifik lainnya. Sayang google tidak menampilkan simbol tersebut (padahal fiturnya ada). Anyway mungkin mereka mementingkan kesederhanaan tampilan.
Update : Installation Path & Offline Installer
Ternyata default installation path Chrome bisa dibilang lain sendiri, Chrome secara default akan terinstall ke C:\Documents and Settings\username\Local Settings\Application Data\Google\. Setelah menginstall, Chrome juga sepertinya menyimpan offline installernya di direktori tersebut, silahkan cek apakah offline installer Chrome Anda ada di folder Google\Chrome\Application.2.149.27\Installer. Disitu ada 2 file yaitu file executable setup dan arsip 7zip (Seven Zip). 
Update : Element Inspector
Pada paragraf-paragraf awal, saya sempat bahas tentang fitur Inspect Element atau Element Inspector. Sepertinya fitur ini dibuat menggunakan javascript. Mungkin Chrome menjalankan Element Inspector dengan cara membuka window baru (tanpa address bar) kemudian membuka script Element Inspector (yang berformat HTML). Script element inspector bisa dilihat di folder Resources\Inspector\. Disitu kita juga bisa melihat icon-icon yang digunakan Element Inspector dalam format PNG (Portable Network Graphics). Hal ini memungkinkan kita untuk mengubah style/icon/format bahkan interface bahasa Element Inspector (dari English ke Indonesia). Ada yang berminat memodifikasi?  
Update : Plugins
Meskipun belum menyediakan fasilitas instalasi plugin tambahan, ternyata default instalasi Chrome telah membawa banyak sekali plugin. Berikut list plugin yang saya rangkum:
1. ActiveX Plugin, untuk mensupport ActiveX control (video, audio, dsb)
2. Google Gears
3. Adobe Shockwave (Plugin untuk menjalankan file shockwave)
4. BitTorrent
5. Microsoft Office 2007 system
6. Microsoft Office 2003
7. Adobe Acrobat plugin (membaca file PDF, FDF, XFDF, XDP dan XFD)
8. RealPlayer G2 LiveConnect (32bit)
9. QuickTime plugin (membaca file SDP, RTSP, RTS, MOV, QT, MQV, FLC, FLI, CEL, WAV, BWF, AIFF, AIF, AIFC, CDDA, AU, SND, ULW, MID, MIDI, SMF, KAR, QCP, GSM AUDIO, AMR, CAF, 3GP, 3GP2, SDV, AMC, M4P, PNTG, PNT, MAC, PICT, PIC, PCT, QTIF, QTI, SGI, RGB, TARGA, TGA dan JP2)
10. Shockwave Flash (plugin untuk memainkan file flash SWF dan SPL)
11. Google Update
12. Yahoo Application State Plugin
13. Microsoft DRM (plugin network interface)
Cukup banyak kan?. Anda bisa melihat detail plugin-plugin tersebut dengan mengetikan about:plugins pada address bar lalu tekan enter.
Update : I/O Tracking
Di Chrome, kita bisa melakukan tracking terhadap semua transaksi dari URL yang sedang kita buka. Misalkan saya membuka sebuah website yang meload beberapa resource seperti gambar, flash, video, dll.. maka semua itu bisa di track melaui I/O Tracking. Kita bisa melihat informasi job apa saja yang sedang berjalan dan apa saja yang selesai. I/O Tracking juga menyediakan summary dari tiap job yang selesai.
Untuk menjalankan I/O Tracking, ketik about:network pada address bar lalu tekan enter. Kemudian klik tombol Start I/O Tracking, untuk menghentikan klik tombol Stop I/O Tracking. Untuk melihat tracking report, klik tombol Show Current I/O Status.
Update : Performance Tracking
Selain I/O Tracking, kita juga bisa melihat grafik performance untuk tiap job yang sedang/telah berjalan. Di performance tracking ini terdapat 3 bagian yaitu URL list, job list dan graph. Url list (pada bagian atas) menampilkan URL yang sedang kita buka di tiap tab-nya. Job list (pada bagian kiri) menampilkan daftar semua single job yang telah berjalan. Graph (pada bagian kanan) menampilkan grafik performance tiap job dalam bentuk garis. Ada tiga indikator warna yaitu merah, kuning dan biru.
Untuk menjalankan performance tracking, klik tombol Start Profiling, untuk melihat/merefresh performance tracking, klik tombol Refresh Performance. 
Sepertinya I/O dan performance tracking ini dilakukan secara realtime. Sebab saat saya mencoba membuka beberapa web yang menggunakan AJAX, dimana transaksi data tidak hanya dilakukan saat halaman pertama kali diload, tracking tetap merecord semua data yang keluar masuk (in this case : AJAX). Sayangnya ketika saya menutup tab about:network kemudian membukanya lagi, record tracking yang sebelumnya sudah hilang dan terpaksa harus memulai tracking lagi dari awal. Mungkin ini dimaksudkan agar report yang dihasilkan tidak terlalu panjang. Mungkin kedepannya harus ada opsi yang membolehkan user menyimpan track record tersebut meskipun tab-nya sudah ditutup.
Update : Histogram
Di Chrome, kita bisa melihat report setiap job yang dilakukan browser, seperti autocomplete, search history, dll. Report ini disediakan dalam format histogram. Untuk menampilkannya, ketik about:histograms pada address bar lalu tekan enter.
Update : Version
Untuk melihat versi Chrome secara lengkap, ketik about:version pada address bar lalu tekan enter.
Update : DNS Record
Di Chrome, kita bisa melihat record DNS yang sudah di fetch oleh browser beserta informasi lainnya seperti applicable prefetch time, recent resolution time, dan waktu dns tersebut pertama kali di record. Untuk meliat DNS record, ketik about:dns pada address bar lalu tekan enter.
Update : Cache
Kita bisa melihat cache dari halaman-halaman dan resource (image/swf/js/dll) yang pernah kita buka di chrome dengan mudah, cukup ketik about:cache pada address bar lalu tekan enter. Disini juga kita bisa melihat daftar cache dengan lengkap.
Update : Stats
Selain histogram, kita juga bisa melihat report setiap job dalam bentuk stats. Ketik about:stats pada address bar lalu tekan enter. Kita juga bisa memfilter beberapa stats dengan mengisi keyword pada kolom Filter. 
Update : Chrome Easter Egg
Nggak seru rasanya klo google nggak kasih easter egg. Di Chrome, kita dikasih satu easter egg berbentuk screensaver dengan title “Don’t Clog the Tubes!”. Screensaver ini mirip seperti screensaver “pipes”-nya Windows XP. Untuk membukanya, ketik about:internets pada address bar lalu tekan enter.